Di zaman serba digital seperti sekarang, dunia pendidikan juga dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman. Termasuk di dalam pondok pesantren.
Terpanggil dengan masalah ini, Universitas Mercu Buana melalui Program Studi Magister Akuntansi melakukan digitalisasi terhadap Pondok Pesantren Riyadhussholihiin di Rocek Cimanuk, Pandeglang, Banten. “Tim yang saya ketuai mengajukan proposal kepada Kemenristekdikti untuk ikut serta dalam hibah Pengabdian Pada Masyarakat dengan skim Program Kemitraan Masyarakat (PKM),” kata Hari Setiyawati, Ketua Tim PKM Pondok Pesantren Riyadhussholihiin di Jakarta.
Kegiatan yang berlangsung pada Maret hingga 14 Juli 2019 ini membidik tiga hal utama. Pertama, melakukan digitalisasi terhadap sistem informasi akademik dari ponpes. Kedua, melakukan transformasi dari manual ke online system akuntansi dan keuangannya.
“Kami menyusun sistem informasi akademik dan sistim informasi akuntansi. Di luar digitalisasi, tim dari UMB juga melakukan tes bakat santri SMP dan SMA sebanyak 126 santri pada 20 Mei lalu oleh Tim Psikolog Universitas Mercu Buana,” tutur Hari yang juga Ketua Program Studi Magister Akuntansi itu.
Lebih lanjut dikatakan, penyusunan sistem informasi akuntansi menggunakan program Zahir Accounting. Kegiatan ini melibatkan bagian bendahara, akuntansi , keuangan, dan administrasi. “Sistem yang diwujudkan dalam bentuk aplikasi tersebut dirilis pada 12 Juli lalu dengan meggelar pelatihan. Sistem informasi akademik di-launching pada 14 Juli dan dibantu oleh tim PKM Sarwati Rahayu dan programer Vive Vio Permana dari Fasilkom UMB. Selain dosen, tim PKM juga melibatkan mahasiswa Magister Akuntansi, Mahroji dan Nafisa Luthfia Augesty dari Psikologi UMB,” tutur Hari Setiyawati.
Ditanya apa pentingnya digitalisasi akuntasi di ponpes tersebut, dia mengatakan, Pondok Pesantren Riyadhussholihiin pimpinan Ustaz Fachruddin Nu’man LC memiliki aset yang besar. Begitu juga dengan jumlah santrinya yang totalnya lebih dari 1.000 orang.
“Fasilitasnya memadai dengan luas sekitar 4,2 hektare (ha), punya 32 ruang kelas dan 60 ruang asrama. Ini semua membutuhkan kontrol dan sulit kalau dilakukan secara manual,” paparnya.
Selama ini kontrol pembayaran SPP dilakukan secara manual. Kondisi ini merepotkan wali santri dan staf administrasi keuangan di ponpes. “Sekarang wali santri cukup upload bukti pembayaran, nanti di sistem ada notifikasi yang nge-link dengan bagian keuangan yang berarti sudah bayar SPP. Dulu wali santri harus berhubungan langsung dengan bagian keuangan atau bendahara untuk memberitahu kalau mereka sudah membayar SPP anaknya,” paparnya.
Begitu pun dengan sistem informasi akademik. Sebelumnya wali santri tak bisa memonitor kegiatan atau prestasi anaknya di ponpes. “Berapa nilai hariannya, ujian-ujiannya, siapa wali kelasnya, siapa wali sakannya, siapa guru halaqoh-nya, dan lainnya. Tetapi dengan aplikasi akademik yang dibangun Tim PKM UMB, semua itu bisa dipantau. Intinya sistem ini mempermudah informasi dan komunikasi bagi guru dan wali santri.
Tes bakat yang dilakukan terhadap para santri sangat bermanfaat bagi santri, guru maupun wali santri. Karena dapat diketahui ke mana bakat para santri tersebut. Dengan diketahui bakatnya, guru maupun wali santri dapat mengasah bakat tersebut dan mempersiapkannya dari sekarang, asal tidak bertentangan dengan akidah maupun kaidah-kaidah syar’i.